Oleh: Intan Maulida
Dalam sejarah islam, sifat
kemunafikan era Rasullullah baru muncul setelah Rasullullah hijrah dari Mekkah
ke Madinah, tepatnya setelah perang badar. Pada saat itu di Mekkah belum
dijumpai orang-orang munafik yang ada malah sebaliknya, orang yang menampakan
kekufuran mereka karena ancaman-ancaman yang menghujam namun sejatinya mereka
adalah orang mukmin. Pada saat itu jumlah orang mukmin yang tinggal di Mekkah
masih sedikit, sedangkan orang-orang kafir yang mendominasi, sehingga kaum
mukmin terlihat lemah.
Namun setelah kaum mukmin berpindah dari
Mekkah menuju Madinah pada saat itu sudah banyak orang yang memeluk agama
islam, di kota ini lah orang-orang mukmin mulai nampak berjaya dan berwibawa.
Kejayaan orang mukmin semakin nampak jelas setelah peristiwa perang badar,
mulai pada saat itulah orang-orang kafir berpura-pura memeluk Islam, padahal
mereka menyembunyikan kekufurannya, inilah yang di sebut orang munafik. Orang
munafik selalu berhasrat agar malapetaka selalu menimpa orang mukmin, mereka
bersorak jika mendapati kelemahan dan kekurangan orang-orang mukmin, mereka
suka menyakiti dan menista orang-orang mukmin dalam perkataan atau perbuatan.
Kemunafikan
orang kafir semakin hari semakin merajalela dimana salah seorang yang bernama
Abdullah bin Ubay hampir setiap ada fitnah yang menimpa kaum muslim selalu ada
perannya. Abdullah bin ubay memprovokasi masyarakat Madinah agar tidak memberi
infak kepada kaum Muhajirin, harapannya mereka bubar dan meninggalkan
Rasulullah berdakwah sendirian. Abdullah bin Ubay sangat membenci Rasullulah,
karena sebelum Rasullullah hijrah ke Madinah pengikutnya telah bersepakat untuk
mengangkatnya sebagai raja, mereka sudah menyiapkan tahta dan singgasana,
ternyata harapan hanya tinggal kenangan semuanya berubah setelah kedatangan
Rasullullah, lalu kaumnya pun membatal mengangkatnya menjadi raja. Di situ lah dia
mulai sakit hati kepada Rasulullah.
Berbagai
cara Abdullah bin Ubay lakukan agar dendamnya bisa terbalaskan kepada
Rasullullah, bahkan dia mengumpulkan orang di sekelilingnya untuk di jadikan
pengikut-pengikutnya, cara yang pertama mereka lakukan adalah berpura-pura masuk
Islam, namun diam-diam berusaha meggembosi Islam dengan berbagai cara dan lama
kelamaan menjadi musuh dalam selimut bagi Rasullullah. Namun, sikap Rasullullah
terhadap golongan munafik ini teramat lunak sekali. Beliau selalu memberi
pengajaran-pengajaran terhadap mereka dengan penuh harapan agar pada suatu
ketika bisa insyaf dan beriman dengan sebenar-benarnya.
Sebelumnya,
kemuliaan Abdullah bin Ubay memang sangat diakui dan kebaikannya tidak pernah
diragukan lagi. Tetapi karena dia tidak ikhlas dengan keberadaan dan keutamaan
Rasullullah membuat dia sakit hati yang
menutupi jalan-jalan kebenaran. Andai saja Abdulllah menyadari bahwa
Rasullullah memang lebih utama darinya dan andai saja dia mengakui keutamaan
Rasullullah dan cukuplah dia menjadi orang nomor dua. Sampai akhirnya dia
meninggal dalam keadaan kemunafikan dan belum betaubat, dan anaknya yang
bernama Abdullah bin Abdullah menemui Rasulllullah dan meminta salah satu baju
gamis Rasulllullah untuk dijadikan kain kafan ayahnya, dan Rasullullah
mengambulkan permintaanya dan memberikan kainnya kepada Abdullah bin Abdullah
untuk dijadikan kain kafan bagi jenazah ayahnya.
Kemunafikan
ini ternyata semakin menjadi-jadi pada saat masa berlalu, kesaksian Siti Aisyah
bahwa kemunafikan mulai menampakkan batang hidung mereka secara spontan setelah
Nabi saw wafat. Dimana mereka merasa bahwa suasana yang telah berubah
sepeninggalan rasulullah dan tidak harus repot-repot menyembunyikan kemunafikan
mereka.
*Kemunafikan Era Now
Kemunafikan
yang terjadi pada masa sekarang ternyata lebih buruk ketika di masa Rasullullah
, dimana dahulu kemunafikan di sembunyikan namun, sekarang terang-terangan
dilakukan. Sebenarnya kemunafikan terjadi karna orang yang tidak amanah dan
tidak jujur, dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata bahwa Rasullullah
Saw bersabda, di antar orang munafik ada tiga, jika berbicara berdusta, jika
berjanji tidak menepati, jika di beri amanat berkhianat. Kaum munafik jaman
sekarang lebih buruk karena mereka justru menampakkan diri mereka dalam bentuk
pengamat politik, ekonomi, atau pegiat sosial.
Mereka berkumpul dalam
lembaga-lembaga yang mereka bentuk untuk mengeksiskan kemunafikannya. Mereka
menghalangi kaum muslim menerapkan syariatnya, berdusta, melakukan propaganda
busuk untuk menghalangi tegaknya syariat Allah di muka bumi. Mereka juga
mencitra keburukan ajaran Islam dan para pejuangnya. Mereka juga bergandeng
tangan dan berkolaborasi dengan orang kafir untuk menghancurkan islam secara
terang-terangan. Betapa munafiknya orang-orang pada masa sekarang mereka lebih membela
yang salah ketimbang membela yang benar.
Di era sekarang praktik korupsi
makin menggila, terlebih lagi di kalangan politisi, menjelang pemilu atau
pilkada, banyak politisi yang mengobral janji. Yang perbaikan infastruktur,
yang berjanji harga sembako murah, yang berjanji meningkat kesejahteraan,
sejuta lowongan kerja. Nyata nya ketika mereka menang atau terpilih semua janji
berlalu begitu saja bak tertiup angin dan tersapu ombak, dan baru lah saat itu
rakyat mengetahuinya mereka telah tertipu oleh ucapan-ucapan si pembohong, semuanya
hanya tipu muslihat. Ketika sudah terpilih
dan menduduki jabatan empuk , mereka hanya berjuang untuk kepentingan
pribadi dan kelompok partainya.
Selama
menjabat di pemerintahan kepentingan rakyat tidak pernah lagi di sebut-sebut .
Ketika di tuding melakukan korupsi mereka mengelak dan membela diri
habis-habisan dengan kebohongan dan kepura-puraan betapa kejam nya kemunafikan
ini sehingga kebanyakan orang terkenak imbas dari apa yang mereka lakukan. Kemunafikan
hampir selalu ada dimana mana bak sebuah misteri yang tidak habis nya, betapa
kita sesalkan bahwa kemunafikan di era ini sangatlah tercela dibanding pada
masa Rasullulah. Mereka dengan mudahnya melakukan tanpa harus berpikir panjang,
padahal Allah telah jelas berfirman di dalam Qur’an surat An-Nisa ayat 145
bahwa sesungguhnys orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang
paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapatkan seorang
penolongan bagi mereka.
Apakah
mereka masih ingin melakukan kemunafikan itu sampai akhir hayat mereka, padahal
Allah telah jelas-jelas memberitahukan dalam ayat tersebut. Uang, jabatan,
kedudukan yang membuat orang bisa melakukan hal yang sangat di larang dan
dibenci dalam Agama. Meraka telah di butakan oleh keegoisan masing-masing
tatkala melihat uang yang berlimpah. Semoga kita di jauhkan dari sifat
kemunafikan tersebut !